Monday, June 10, 2019

SEBAIK-BAIK UZLAH ADALAH DITENGAH TENGAH KERAMAIAN, BUKAN DALAM KESENDIRIAN (Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra.)



SEBAIK-BAIK UZLAH ADALAH DITENGAH TENGAH KERAMAIAN, BUKAN DALAM KESENDIRIAN
(Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra.)

Uzlah adalah keluar dari pergaulan makhluk dan kemudian mengasingkan diri dan memutuskan hubungan. Adapun hakikat memutuskan hubungan disini adalah memutuskan hubungan dari makhluk dan kemudian menyambungkan diri kepada yang Maha Pencipta, dengan menggunakan hati dan menuju kepada-Nya.

Oleh karena itu, perjalanan ini bukan lah perjalanan kaki menuju goa-goa , sebagaimana yg dilakukan nabi Muhammad saw, pada masa jahiliyyah ; dan juga bukan sebagaimana yang dilakukan oleh para ashhabul kahfi.

Sebagaimana Rasulullah saw menyatakan :
“ Orang mukmin yang bergaul diantara manusia dan dia bersabar terhadap tindakan bahaya mereka, itu lebih baik disisi Allah daripada orang yg bergaul diantara manusia dan dia tidak bersabar terhadap tindakan bahaya mereka.”

Syekh Ahmad Shohibul wafa Tajul Arifin ra, berkata :
“ Sebaik-baik mengasingkan diri adalah di tengah-tengah keramaian manusia, bukan dalam kesendirian.Bagaikan ikan di air asin ditengah Samudra, walau sekelilingnya asin, namun sedikitpun ia tidak keasinan karenanya.”

Rasulullah saw bersabda :
Tiada kebaikan bagi siapa yang meninggalkan urusan dunianya untuk akhiratnya; dan tidak ada kebaikan bagi siapa yang meninggalkan akhiratnya hanya untuk dunianya, sehingga mengenai keduanya secara Bersama-sama”.

Hakikat Uzlah itu adalah meninggalkan seluruh sifat yang tercela. Oleh karena itu, dikatakan kepada seorang a’rif bahwa dia adalah orang yang ada dan jelas. Ada maksudnya adalah ada Bersama makhluk, jelas berada Bersama mereka, namun jauh dari mereka secara atau melalui rahasiahnya (sirr)

.

Abu Ali Ad-Daqqaq ra. Berkata:
“Aku memakai pakaian sebagaimana orang lain memakainya, makan makanan seperti seperti yang mereka makan. Namun aku menyendiri dari mereka dalam rahasia .”

Syekh Abdul Wahhab as-Sya’rani ra. Berkata :
“ Beradalah kamu di dunia dengan badan mu dan di akhirat dengan hatimu.”

Abu Usman al-Maghribi ra. Berkata:
“ Adalah Wajar bagi seorang yang ber Uzlah dari kesertaan Bersama sesamanya, supaya terbebas dari segala jenis pengingatan kecuali mengingat Tuhan-Nya.terbebas dari segala kecendrungan nafsunya,kecuali hanya ke inginan untuk mencari keridhoan Tuhan nya, dan terbebas dari tuntutan diri akan segala sebab duniawi. Apabila tidak demikian , maka tindakan nya berkhalwat hanya akan melemparkan nya kedalam cobaan atau malapetaka.”

Berkata tuan Syeh A’rif Billah yang menjadi wali quthb pada masanya, ketika beliau memperbarui Mesjid Khalwat Syekh Thalhah bin Thalabuddin Kalisapu Cirebon :
“ Hakikat Khalwat adalah dzikir jahr, karena sang dzakir saat melakukan dzikir jahr tersebut ia memejamkan kedua matanya, mengangkat suaranya.”

 Hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.yang merupakan suri tauladan yg baik dari beliau untuk kita semua :
“ Berdzikir dengan kalimat laa ilaaha illallah adalah dengan memejamkan mata dan meninggikan suara saat berdzikir.”

Oleh karena itu, orang yang sedang berdzikir jahr itu bahwa dia sedang berkholwat dan mengasingkan diri uzlah yang sebenarnya.

wallahu 'alam...


Read more

Sunday, June 9, 2019

MAHABBATULLAH (Mencintai Allah) SANGAT BERBEDA DENGAN MENCINTAI MAKHLUK



MAHABBATULLAH (Mencintai Allah) SANGAT BERBEDA DENGAN MENCINTAI MAKHLUK

Tanda cinta kepada Allah itu adalah dengan mengikuti akhlak, perbuatan, perintah, dan sunah-sunah kekasih Allah Swt. Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firman-firman nya :
“ Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambilah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.” (QS. AL- Hasyr : 7)
Juga dalam Firman yg lain nya :
“ Katakanlah , jika kamuy (benar-benar) mencintai Allah , maka ikutiah aku, maka Allah akan mengasihimu.” (QS.Ali Imran : 31)
Rasulullah s.a.w Bersabda :
“ Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, hingga aku lebih ia cintai dari anaknya, orang tuanya,dan sekalian manusia.” (HR.Ahmad sepakat juga Turmudzi,Nasai’ Ibnu Majah,dari Anas; shohih)
Ibnu Atthoillah berkata,,
“ Tidaklah kamu mencintai sesuatu kecuali kamu menjadi hamba baginya, dan dia tidak ingin kamu menghamba kepada selain-Nya”.
Oleh karena itu, maka wajar sajaapabila hati telah mencintai sesuatu ia akan dating kepadanya, tunduk, dan taat kepada seluruh perintahnya. Karena sesungguhnya sang pencinta yang mencintai dengan seluruh hatinya akan menjadi seorang yang patuh terhadap seluruh perintah yg dicintainya. Ketaatan dan kepatuhan inilah yg sebenarnya menjadi hakikat penyembahan ( U’budiyah).

Cinta kita hanya layak diberikan kepada sang pencipta, Allah Subhanahu Wata’ala. 



 Tiadalah makhluk layak mendapatkan cinta kecuali sebagai manifestasi atas cinta kita kepada-Nya. Karenya cinta kita terhadap sesame makhluk semestinya tidak membutakan kita dari menetapi ketentuan_nya. Totalitas kita dalam mencintai Allah hendaknya tidak terkalahkan dengan rasa cinta kita kepada makhluk. Karena yg demikian itu sungguh disukai Allah sebagai mana firman-Nya :
“ Katakanlah: ‘jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yg kamu usahakan, perniagaan yg kamu khawatirkan kerugian nya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan dari berjihad dijalan nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan _Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS.At-Taubah: 24)
Oleh karena itu, Allah sangat tidak ridho kepada hambanya  yang mengabdikan diri kepada selain Allah. Sebagai salah satu contoh dapat kita lihat “kecaman” Allah terhadap hambanya yang menjadi budak hawa nafsunya,yang termaktub dalam firman-Nya :
“ Maka pernahkah kamu melihat orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan nya, dan Allah membiarkan nya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran nya dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatan nya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) ? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS. Al Jatsiyah :23)
Ayat ini merupakan nash pengecaman bagi orang yang mencintai hawa nafsunya dan menjadikan Tuhan selain Allah.
Rasulullah SAW bersabda :
“ Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Dzikrullah, dan tanda benci kepada Allah adalah membenci Dzikrullah”.( HR.Baihaqi, dari Anas ra.)
Rasulullah SAW bersabda :
“ Bila Allah mencintai seorang hamba, Dia berfirman kepada Jibril.”Ya Jibril, sesungguhnya Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril pun mencintainya, dan kemudian Jibril menyeru penduduk langit: “Sesungguhnya Allah telah mencintai si Fulan , maka cintailah dia” Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian Allah menyatakan keridhoan-Nya (menerima) pada penduduk yang ada di bumi tersebut”.( HR.Abu Hurairoh dan Muslim dalam Albirr was shilah, dan Turmudzi dalam At Tafsir).
Wallahu  a’lam…

Read more

Saturday, June 8, 2019

METODE ROBITHOH BAGI SEORANG SALIK (orang yang sedang melakukan perjalanan Ruh menuju Allah)



METODE ROBITHOH BAGI SEORANG SALIK (orang yang sedang melakukan perjalanan Ruh menuju Allah)

Rabithoh juga berarti wasilah atau wasithoh, yaitu perantara. Walaupun kedua lafadz ini berbeda tetapi pengertian nya satu, yaitu perantara. Lafadz seperti ini dalam istilah Arab disebut dengan Lapadz yang memiliki makna isytirok.

Secara Terminologi , robithoh berarti seorang salikmembayangkan rupa gurunya dalam pikirannya atau dalam hatinya, atau membayangkan rupa gurunya bahwa itu adalah rupa gurunya.
Apabila robithoh ini telah mendominasi dalam jiwa seorang salik , maka dia akan mampu melihat rupa gurunya dalam segala sesuatu. Ahli tharekat menyebut hal ini dengan fana’fis syaikh (peleburan diri dalam diri syekhnya).

Oleh karena itu, metode robithoh ini merupakan suatu metode yg terdekat untuk sampai kepada Allah (fana’fillah), yang merupakan sumber munculnya keanehan-keanehan dan keganjilan – keganjilan . karena denasgn dzikir saja ,tanpa robithoh dan tanpa lebur dalam diri syekh , ini tidak akan tersampaikan. Adapun bila hanya robithoh saja dan disertai dengan memelihara etika persahabatan , maka hal ini sudah cukup untuk sampai kepadanya.
Rasulullah s.a.w bersabda :
“ Mengingat para nabi itu bagian dari pada ibadah, mengingat orang sholeh itu menghapus dosa, mengingat mati merupakan shodakoh , dan mengingat kubur dapat mendekatkan kamu kepada syurga.” (HR.Ad-Dilami,dari Mu’adz).
 

Hadits diatas termasuk kedalam kategori hadits Robithoh, karena dzikir merupakan bagian dari keadaan hati , dan hati bila sedang (dzikir) dia akan terbang kepada objek ingatnya dan bahkan ia Bersama-sama dengan yg di ingatnya. Maka , bila hati mengingat para anabi, dengan segera ingatan nya itu akan terbang kepada mereka. Bila hati mengingat orang-orang sholeh, maka dengan segera ingatn nya akan terbang kepada orang sholeh yang di ingatnya didalam hatinya. Tegasnya , kepada apa saja hati mengingat , maka dengan segera ingatannya tersebut akan terbang kepada apa yang di ingatnya. Terlebih lagi apabila hati sedang mengingat Allah, makai a akan terbang kepada Nya dan bersamanya.
Firman Allah dalam Hadits Qudsi :
“ Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku.” (HR.Bukhari)



Seorang syekh mursyid yang kamil mukammil  akan mendatangi muridnya bila muridnya  tersebut meminta pertolongan nya. Walaupun muridnya itu sedang berada di timur. Maka, firasatnya yang menunjuki , pedangnya yang terhunus , tombaknya yang tertancap , busurnya yang terikat, anak panahnya yg terkena, kendaraannya yg tinggi, bila muridnya tersebut mengingat syekh nya di dalam hatinya, maka ia akan segera menuju kepada muridnya itu. Seorang murid tidak akan bisa meminta pertolongan syekh nya kecuali dengan cara mengingat syekh nya itu sendiri.

 Oleh karena itu, bila murid mengingat syekh nya dalam keadaan butuh pertolongan syekhnya atau tidak , maka syekhnya akan mengetahui maksud dari muridnya itu.
Rasulullah bersabda :
“ hati-hatilah kamu terhadap firasat nya orang mu;min , karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah.” ( HR.Bukhari)
Hubungan antara syekh dan murid nya itu tidak bisa di ukur dengan jarak. Dekatnya bukan lah di ukur dengan dekat ukuran jarak, begitu pula jauhnya bukan di ukur dengan jauhnya jarak. Karena sesungguhnya kedekatan disini adalah kedekatan hati, begitu pula jauhnya adalah dikarenakan jauhnya hati antara murid dengan syekh nya.

Dalam kitab Khazinatul Asror dikutip sebuah hadits yang ber bunyi :
“ Hendaklah kamu beserta Allah , jika belum mampu besrta Allah, dekatlah Bersama orang yang beserta Allah, karena sesungguhnya mereka akan menyampaikanmu kepada Allah”.
Wallahu a’lam semoga bermanfaat…aamiinn


Read more

Thursday, June 6, 2019

PERBEDAAN ANTARA INSAN DAN BASYAR



INSAN DAN BASYAR

Dalam istilah Bahasa Arab,ada yang disebut insan dan basyar,keduanya memiliki arti MANUSIA.
Bedanya adalah insan itu manusia mencakup unsur Dzohir dan Bathin (jasad dan Ruh).Sedangkan Basyar hanya jasad saja.
Diantara sifat Basyar adalah makan,minum,tidur,berhubungan badan dll.

Saudaraku,untuk melakukan perjalanan Ruh menuju Allah anda harus belajar sedikit demi sedikit keluar dari ke-basya-ran anda.Untuk itu ada sebagian orang yg melakukan ini seacar totalitas,misalkan selama 40 hari/malam tidak makan dan minum yg sering dikenal dengan mati Geni.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya mengurangi sifat kebasyaran tadi.Untuk seperti itu kita belum mampu,maka puasa pindah makan dulu aja selama 40 hari,nanti bergeser lagi kepada puasa tarku dzirruh ( tidak makan yang asalnya punya Ruh),bergeser lagi kepada saum mutih.Rata rata para wali ditanah jawa  shaumnya 30 tahun.Mama kyai haji dimyati Cadasari yang saya dengar shaumnya 30 tahun,sesepuh pesantren Al husainiyyah Ciparay Bandung Shaumnya 32 Tahun.

Jadi bagi orang yang sudah merindukan kedekatan dengan Allah,maka shaum tidak lagi menjadi beban,bahkan menjadi sebuah kenikmatan. Apasih Tujuan nya??Dsari dengan dua saja dulu: Tobat dan Syukur.Karena dosa kita maha banyak dan nikmat Allah maha luas.

Keluarlah dari segala kesenangan basyariayah mu,kalaupun masih suka,yaa jangan terlalu sering,paling sedikit ada shaum senin-kamisnya,kalau malam ada waktu buat Tahajudnya,jangan hidup mengejar puas.Jangankan puasa bertahun tahun seperti para wali,senin kamis saja malas.malam hari bagusnya bangun jam 2,lebih leluasa untuk shalat.

Kalau anda sudah mencoba mengendalikan nafsu,mengurangi kebasyariahan,maka anda akan lebih mudah mendengar panggilan dari Allah,dan lebih dekat kepadanya.


Wallahu a'lam.....
Read more

Wednesday, June 5, 2019

AWAL PENCIPTAAN MAKHLUK Oleh KH.ZEZEN ZA BAZUL ASYHAB



AWAL PENCIPTAAN MAKHLUK

Makhluk yang pertama yang diciptakan Allah adalah Ruh Muhammad SAW. Ia diciptakan daripada cahaya “Jamal” Allah . sebagaimana firman Allah dalam hadits Qudsi :

“ Aku ciptakan Ruh Muhammad dari cahaya -Ku”.
Nabi s.a.w bersabda :
“ Yang pertama diciptakan oleh Allah yaitu Ruhku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah Cahayaku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah adalah Qalam. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah Akal”.
Ruh , cahaya, Qalam, dan akal pada dasarnya adalah satu, yaitu hakikat Muhammad.
Hakikat Muhammad s.a.w disebut “Nur,”karena bersih dari segala kegelapan yang menghalangi , sebagai mana Firman Allah :

“ Telah datang kepadamu cahaya dan kitab penerang dari Allah”.
Hakikat Muhammad disebut juga akal, karena ia yg menemukan segala sesuatu. Hakikat Muhammad disebut juga Qalam, karena ia yg menjadi sebab perpindahan ilmu seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam hurup ( pengetahuan yg tertulis). Ruh Muhammad ialah ruh yg termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sesuai dengan sabda Rasul s.a.w :
“ Aku dari Allah dan makhluk lain dari aku “.
Dan dari Ruh Muhammad itulah Allah ciptakan semua ruh di alam “Lahut” dalam bentuk yg terbaik yg hakiki . itulah nama seluruh manusia di alam lahut. Alam lahut adalah negri asal setelah 4.000 tahun dari peniptaan Ruh Muhammad SAW maka Allah menciptakan A’rasy dari Nur Muhammad . begitu pula seluruh makhluk lain nya diciptakan dari Nur Muhammad.
Selanjutnya ruh-ruh diturunkan ke alam yg terendah , dimasukan pada makhluk yg terendah , yaitu jasad. Sebagaimana Firman Allah :
“ kemudian kuturunkan manusia ke tempat yang terendah”.
Proses turun nya adalah setelah ruh diciptakan di alam Lahut, maka diturunkan ke alam jabarut . sebagai pakaian antara dua haram lapis kedua ini disebut ruh Sulthani.
Selanjutnya diturunkan lagi kea lam malakut dan dibalut dengan cahaya malakut yg disebut Ruh Ruhani. Kemudian diturunkan lagi kea am Mulki dan dibalut dengan cahaya Mulki . lapis ke empat ini disebut Ruh Jismani.

Selanjutnya Allah menciptakan badan (Jasad) dari Mulki (bumi) ,sebagai mana firman Allah :
“ Dari bumi Aku mencipta kamu. Kepada bumi aku mengembalikanmu,dan dari bumi pulalah aku mengeluarkan mu”.

Setelah terwujud jasad , maka Allah memerintahkan Ruh agar masuk ke dalam jasad dan ruh masuk ke dalam jasad , sebagai mana Firman allah :
“ Ku tiupkan Ruh dari-Ku dalam jasad”.
Ketika ruh berada didalam jasad  dan merasa senang berada pada jasad , ruh lupa akan perjanjian awal di alam lahut, yaitu hari perjanjian : “ Alastu birabbikum?” ( bukankah aku ini tuhanmu?) Ruh menjaweab “ Benar ,engkau adalah tuhan kami”. Karena ruh lupa pada perjanjian awal , maka ruh tidak dapat kembali ke alam lahut sebagai tempat awal. Dengan kasih nya Allah menolong mereka dengan menurunkan kitab-kitab samawi sebagai peringatan tentang negri asal bagi mereka , sesuai dengan firman Allah:
“ Berikan peringatan pada mereka tentang hari-hari Allah”. 
Yaitu hari pertemuan antara allah dengan seluruh Arwah di alam lahut. Lain halnya dengan para Nabi,mereka dating kebumi , dan kembali ke akhirat , badan nya dibumi, sedangkan ruh inti berada di negri asal karena adanya peringatan ini. Sangat sedikit orang yang sadar dan kembali serta berkeinginan  dan sampai ke alam asal.

Karena sedikitnya manusia yg mampu kembali kea lam asal, maka Allah melimpahkan  kenabian kepada Ruh agung Muhammad Rasulullah . penutup penunjuk jalan dari kesesatan ke alam terang. Ia diutus para rasul untuk mengingatkan mereka yg lupa dan membuka hatinya.  Nabi mengajak agar kembali dan sampai , serta bertemu dengan “Jamal Allah” yang azali, sesuaidengan firman Allah  :
“ Katakanlah : ini adalah jalanku . aku mengajak ke jal;an Allah dengan pandangan yang jelas. Aku dan para pengikutku”.
Nabi bersabda :
“ para sahabatku seperti bintang-bintang , mengikut yang mana pun kamu akan mendapat petunjuk”.

Pada ayat tadi,dijelaskan bahwa Nabi mengajak manusia kembali kpd Allah dengan pandangan yg jelas, yang di dalam al-quran disebut “Basyiroh”. Basyiroh adalah dari ruh asli yang terbuka pada mata hati bagi para Aulia. Basyiroh tidak akan terbuka hanya dengan ilmu Zahir sahaja,tetapi untuk membuka nya  harus dengan imu ladunni batin ( ilmu yg langsung dari Allah).sesuai dengan firman Allah :
“ Kepada dia ku berikan ilmu yg langsung dari aku”.
Untuk menghasilkan basyiroh manusia mengambilnya  dari ahli bashiroh dengan mengambil talqin dari seorang wali mursyid yang dapat menunjukan  dari alam lahut.
Wahai saudaraku, sadarlah dan bergegaslah untuk mendapatkan ampunan dari tuhanmu, sebagaimana firman allah :
“ Bergegaslah kamu untuk mendapat ampunan dari allah dan surge yg luasnya seluas langit dan bumi, disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa.”
Wahai saudaraku , masuklah pada thariq ( jalan kembali kpd Allah) dan kembalillah pada tuhan mu Bersama golongan ahli ruhani. Waktu sangat sempit , jalan hamper tertutup dan sulit mencari teman untuk kembali ke negri asal ( alam lahut). Keberadaan kita dibumi yg hina dan yang akan hancur ini tidak hanya untuk bepangku dengan makan, minum dan memenuhi nafsu belaka.
Seorang ahli SAyair berkata :
“ Nabimu selalu menunggu , sangat khawatir memikirkan mu”.
Sabda Nabi :
“ Aku menghawatirkan umatku yang ada di akhir zaman”.
Wallahu a’lam…..


Read more

Tuesday, June 4, 2019

CAHAYA DAN KEGELAPAN SEBAGAI PENGHALANG oleh kh zezen za bazul asyhab




CAHAYA DAN KEGELAPAN SEBAGAI PENGHALANG

Firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 72 :
“ Dan barang siapa yg buta ( hatinya) di dunia ini , niscaya di akherat ( nanti) ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”.

Yang dimaksud dengan buta di dunia adalah buta hati, sebagai mana firman Allah dalam surah Al-Hajj ayat 46:
“ Maka sesungguhnya bukan lah mata itu yang buta, ialah hati yg di dalam dada”.

Penyebab kebutaan hati adalah karena lupa yg menutupi hati setelah manusia berjanji kpd Allah di Alam A’rwah. Yang menjadi penyebab lupa adalah bodoh terhadap hakikat urusan ketuhanan.
Kebodohan ini timbul karena hati terselubungi oleh sifat-sifat tercela, seperti : sombong, dendam, dengki, kikir, ujub, ghibah (mengumpat), namimah (mengadu domba), bohong dan sifat-sifat tercela lain nya.

Sifat-sifat inilah yg mengakibatkan manusia jatuh kejurang yang terendah. Adapun cara menghilangkan sifat-sifat tercela tadi adalah dengan membersihkan cermin hati dengan alat pembersih tauhid dan dengan ilmu serta amal, dan berjuang dengan sekuat tenaga secara lahir bathin, sehingga ia menghasilkan hidupnya hati dengan cahaya tauhid dan sifat-sifat nya.

Bila seorang manusia telah berhasil menghidupkan hatinya, makai a akan ingat pada negri asalnya (alam lahut). Setelah ingat ia akan pulang dan ingin sampai kenegrinya yang hakiki.
Maka ia akan sampai dengan pertolongan Allah. Selanjutnya setelah penghalang kegelapan tadi hilang, masih ada hamparan penghalang cahaya, maka terbukalah cahaya dan ia akan melihat dengan penglihatan ruh dan menerima cahaya dari cahaya Asmaus Sifat ( nama-nama sifat), sehingga hilanglah penghalang cahaya sedikit demi sedikit . Akhirnya ia mendafatkan cahaya dari cahaya Zat.
Ketahuilah , bahwa hati memiliki dua penglihatan .

Pertama  : penglihatan  kecil
Kedua    : Penglihatan besar
Penglihatan kecil yaitu melihat Tajalli Sifat dengan cahaya Asma-us sifat sehingga ke alam darajat.
Yang kedua adalah penglihat besar, yaitu ia akan melihat cahaya Tajalli Zat dengan cahaya Tauhid yg maha tunggal di alam lahut dan alam qurbah. Waktu untuk mencapai darajat ini adalah sebelum mati dan sebelum rusak dari jisim manusia. Untuk kembali kea lam qurbah adalah dengan menghentikan ke inginan nafsu.

Sampai nya seorang manusia kpd Allah seperti bertemunya jisim dengan jisim dan tidak seperti ilmu pengetahuan dengan tujuan pengetahuan atau bertemunya pemikiran dengan yg bdipikirkan atau bertemu dugaan terhadap yg di duga. Yang dimaksudkan sampai kpd Allah yaitu putus selain Allah tanpa dekat dengan jauh, tanpa arah dan berhadapan, tanpa bertemu dan berpisah.

Maha suci Allah yang kesamaran nyha terdapat pada dzohirnya dan penampakan dirinya didalam ketertutupannya, serta kekhususan nya pada keumuman nya.

Orang yg telah mencapai darajat seperti ini di alam dunia dan dia mampu mengetahui kadar dirinya sebelum dihitung orang lain, maka ia yaitu manusia yg bahagia. Seandainya manusia tidak mencapai darajat yg disebut tadi, maka akan mengalami kesukaran-kesukaran, seperti : siksa kubur, perhitungan amal, digiring kr mahsyar, ditimbang amal, melewati sirotol mustaqim, dan segala sesuatu yg terjadi di akhirat nanti.

Wallahu A'lam....

Read more

SYARAT – SYARAT DZIKIR Versi KITAB SIRRUL ASROR




SYARAT – SYARAT DZIKIR

Dzikir yang sempurna harus dilakukan dalam keadaan wudhu yang sempurna, dan berdzikir dengan arah yg tepat dan suara yang kuat, sehingga berhasil menimbulkan cahaya dzikir di dalam bathin orang-orang yg berdzikir , dan hatinya menjadi hidup[ dengan cahaya kehidupan yang abadi. 

Firman Allah dalam surah Ad-Dukhan ayat 56 :
“ Mereka tidak akan merasakan mati di dalam nya , kecuali mati yang pertama”.

Sabda nabi:
“ Orang-orang yg mukmin yang beriman dengan iman yg sempurna tidak akan mati , tetapi mereka hanya berpindah sahaja dari negri fana, yakni dunia kenegri kekal, yaitu akhirat”.

(Pengertian tidak akan mati – bukan tidak akan mati tetapi kematian manusia  Ahli Qurbah  tidak seperti kematian manusia biasa).

Nabi bersabda :
“ Para Nabi dan para Wali melakukan sholat di kubur mereka seperti halnya mereka sholat dirumah mereka”.
Yakni setelah meninggal pun mereka tetap bermunajat kepada Allah . Yang dimaksud sholat di dalam kubur nya , bukan sholat secara lahiriyyah  yang memakai berdiri,ruku, dan sujud, tetapi maksudnya MUNAJAT. Munajat dari pihak hamba Allah dan Hadiah ma’rifat dari sisi Allah. Maka seorang Arif menjadi Mahramnya Allah , karena meningkatnya munajat hati yang telah hidup . oleh karena itu, orang yg hatinya sudah hidup tidak bisa disebut Mati.

Sabda Nabi :
“ orang yang Mati dalam keadaan mencari ilmu, maka di dalam kuburnya Allah mengutus dua Malaikat yang mendidik nya dengan ilmu ma’rifat sampai hari kiamat,dan dia akan bangun dari kuburnya menjadi seorang yang A’lim dan A’rif.”

Yang dimaksud dengan dua Malaikat tadi adalah Ruhaniyyah Nabi SAW dan Ruhaniyyah Wali Rahimahullah Ta’ala, dan sesungguhnya malaikat tidak akan mampu masuk kea lam Ma’rifat.

Nabi Bersabda :
“ Banyak orang yang mati dalam keadaan bodoh,akan tetapi bangun dari kuburnya menjadi seorang Arif. Sebaliknya , banyak orang yg mati dalam keadaan alim , akan tetapi bangun pada hari kiamat termasuk kelompok bodoh dan fasik, bahkan muflis (bankrupt).”

Firman Allah dalam surah Al- Ahqaf ayat 20 :
“ kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniamu (sahaja) dan kamu telah bersenang- senang dengan nya, maka pada hari ini kamu dibalas dengan Azab yang menghinakan.”

Sabda Nabi :
“ Diterimanya Amal manusia tergantung pada Niat nya”.

Amalan hati (niat) seseorang lebih tinggi nilainya daripada amal lahiriyyah nya. Begitu pula apa yang ada dalam hati seorang fasik lebih buruk dari apa yg dilakukan nya, karena kandungan hati adalah tempat dasarnya amal.

 Nabi bersabda :
“ Bangunan yang benar harus diatas yang benar. Membangun kebenaran diatas kebenaran akan benar. Membangun keruksakan diatas keruksakan akan ruksak”.

Allah berfirman dalam As-Syura 20 :
“ Barang siapa yg menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya. Dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akherat “.

Maka yang wajib bagi semua manusia adalah mencari upaya menghidupkan hati di dunia ini sebelum mati dengan mengambilnya dari ahli Talqin , karena dunia merupakan kebun bagi akherat. Orang yg tidak mau bertanam , maka dia tidak akan menuai. Yang dimaksud dengan menuai adalah hamparan wujud Nafsani yang afaqi, yakni hamparan Ruhaniyyah.


Wallahu a’lam…


Read more